Partai Golongan Karya
Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai GOLKAR bermula dengan berdirinya Sekber GOLKAR pada masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber GOLKAR berubah wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.
Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan GOLKAR, seperti peraturan monoloyalitas PNS, dan sebagainya.
Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah wujud menjadi Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya pada masa pemerintahan Soeharto. Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai GOLKAR turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P.
Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu sebab para pemilih di Pemilu legislatif 2004 untuk kembali memilih Partai GOLKAR, selain partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan lain-lain. Partai GOLKAR menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.
Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.
Saat ini, Partai Golkar dipimpin oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie. Sebelumnya jabatan ini dipegang oleh Muhammad Jusuf Kalla, Wakil PresidenIndonesia 2004–2009.
Perolehan suara
Golkar pada pemilu 1999 memperoleh suara 22% suara. Ini merupakan kemerosotan yang jauh sekali dari pada pemilu-pemilu sebelumnya. Dalam pemilu 1997 Golkar (belum menjadi partai) memperoleh suara sebanyak 70,2%, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70%. Contohnya, dalam pemilu tahun 1987 Golkar dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama Orde Baru, DPR betul-betul dikuasai Golkar dan militer.
Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009
Partai Golkar mendapat 107 kursi (19,2%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 15.037.757 suara (14,5%). Perolehan suara dan kursi PG menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini.
Sejarah
Pada tahun 1964 untuk menghadapi kekuatan PKI (dan Bung Karno), golongan militer, khususnya perwira Angkatan Darat ( seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.
Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional maka atas dorongan TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya, disingkat Sekber GOLKAR, pada tanggal 20 Oktober 1964. Terpilih sebagai Ketua Pertama, Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.
Pada awal pertumbuhannya, Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:
- Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
- Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
- Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
- Organisasi Profesi
- Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
- Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
- Gerakan Pembangunan
Untuk menghadapi Pemilu 1971, 7 KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber GOLKAR tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Logo dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang.
Pada Pemilu 1971 ini, Sekber GOLKAR ikut serta menjadi salah satu konsestan. Pihak parpol memandang remeh keikutsertaan GOLKAR sebagai kontestan Pemilu. Mereka meragukan kemampuan komunikasi politik GOLKAR kepada grassroot level. NU, PNI dan Parmusi yang mewakili kebesaran dan kejayaan masa lampau sangat yakin keluar sebagai pemenang. Mereka tidak menyadari kalau perpecahan dan kericuhan internal mereka telah membuat tokoh-tokohnya berpindah ke GOLKAR.
Hasilnya di luar dugaan. GOLKAR sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh propinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional. NU hanya menang di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa Tengah, Parmusi di Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan Murba tidak memperoleh suara signifikan sehingga tidak memperoleh kursi DPR.
Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya menjadi GOLKAR. GOLKAR menyatakan diri bukan parpol karena terminologi ini mengandung pengertian dan pengutamaan politik dengan mengesampingkan pembangunan dan karya.
September 1973, GOLKAR menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya. Mayjen Amir Murtono terpilih sebagai Ketua Umum. Konsolidasi GOLKAR pun mulai berjalan seiring dibentuknya wadah-wadah profesi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).
Setelah Peristiwa G30S maka Sekber Golkar, dengan dukungan sepenuhnya dari Soeharto sebagai pimpinan militer, melancarkan aksi-aksinya untuk melumpuhkan mula-mula kekuatan PKI, kemudian juga kekuatan Bung Karno.
Pada dasarnya Golkar dan TNI-AD merupakan tulang punggung rezim militer Orde Baru. Semua politik Orde Baru diciptakan dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar. Selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar.
Keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar lewat Dewan Pembina yang mempunyai peran strategis.
Setelah Soeharto mengundurkan diri pada 1998, keberadaan Golkar mulai ditentang oleh para aktivis dan mahasiswa.
Peraturan Monoloyalitas
Peraturan Monoloyalitas merupakan kebijakan pemerintahan Orde Baru yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS) untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golongan Karya. Setelah Suharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, kebijakan ini dicabut. Sekarang pegawai negeri sipil bebas menentukan wadah aspirasi politiknya.
Kontroversi
Politisasi Sepak bola
Golkar mengklaim penurunan harga tiket pertandingan final Piala AFF 2010 berkat jasa Golkar. Selain itu, pada deklarasi calon gubernur Sulawesi Tenggara dari Partai Golkar, Nurdin Halid--ketua umum PSSI sekaligus kader Partai Golkar--mengklaim 'sukses' Tim Nasional di kancah Piala AFF adalah karya Partai Golkar.
Ketua Umum DPP Golkar
- Djuhartono (1964-1969)
- Suprapto Sukowati (1969–1973)
- Amir Moertono (1973–1983)
- Sudharmono (1983–1988)
- Wahono (1988–1993)
- Harmoko (1993–1998)
- Akbar Tandjung (1998–2004)
- Jusuf Kalla (2004–2009)
- Aburizal Bakrie (2009–sekarang)
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi
Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di
sebelah utara;Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di timur;
provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan;
Negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di
sebelah barat.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau
terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta 274 kelurahan/desa
dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30% belum bernama dan
berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 95% merupakan
lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Kondisi geografis dan sumber daya alam Kepulauan Riau
Kondisi geografis
Kepulauan Riau
Secara
geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu
Singapura, Malaysia dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km²
dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar dan kecil telah
menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan,
dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di
Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut
dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional serta pada
bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.
Sumber daya alam
Kepri
memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar
dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan
gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun
bahan galian golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa.
Potensi daerah
Kelautan
Sebagai
provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini
sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai
usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di
Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah
jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki
potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Selain perikanan tangkap di
keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan
air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat
pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih
setahunnya. Di Kota Batam tepatnya didaerah telaga punggur, ada satu pelabuhan
perikanan yang dikelola murni oleh swasta . Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga
Punggur diresmikan pada tanggal 08 Januari 2010 oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak pelabuhan perikanan swasta
Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal
penangkapan ikan antara Propinsi Kepri dan Natuna, ZEEI , Laut Cina Selatan
serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di Kota Batam sangat
dekat dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut dan
menambah pendapatan asli daerah.
Peternakan
Peternakan
Potensi
di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan
ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.
Pertanian
Hampir
diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk
diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor
pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan,
Kabupaten Karimun dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman
lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas serta cengkeh sangat baik untuk
dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok
untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk
perkebunan kelapa sawit.
Pariwisata
Pulau Penyengat dilihat dari kota Tanjung
Pinang.
Provinsi
Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua
setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai
1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara
lain adalah wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten dan
kota. Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa di
kota Batam, Pantai Pelawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung
Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di kabupaten Bintan. Kabupaten
Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.
Selain
wisata pantai dan bahari, provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata
lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional
serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau
Penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid
bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali
Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.
Transportasi
Kapal speedboat yang menghubungkan pulau Batam
(pelabuhan Telaga Punggur) dan pulau Bintan.
Sistem
transportasi yang terdapat di provinsi ini sangat beragam, sesuai dengan
kondisi alam dan jarak antar wilayahnya. Adapun jenis transportasi yang
terdapat di provinsi ini adalah:
Bandar Udara Hang Nadim, Batam
Transportasi laut
·
Perahu motor kecil (pompong), banyak digunakan oleh masyarakat di
kawasan pesisir (hinterland).
·
Kapal ferry (MV), merupakan transportasi utama
antar kota (Tanjungpinang - Batam - Karimun - Lingga).
·
SpeadBoat, merupakan transportasi boat cepat, biasa digunakan
masyarakat untuk tujuan Tanjungpinang - Lobam - Batam
·
KM. Perintis, merupakan salah satu transportasi laut menuju ke dan
dari kabupaten Natuna.
Transportasi darat
·
Taxi, merupakan salah satu alat transportasi darat utama di Kota
Batam, selain itu merupakan salah satu angkutan umum dari kota Tanjungpinang
menuju Kijang (Kec. Bintan Timur - Kab. Bintan).
·
Angkutan kota (angkot), memiliki perbedaan sebutan di
masing-masing daerah, di kota Tanjungpinang sebutan untuk angkot adalah
"Transport", sedangkan di kota Batam disebut "Metro Trans".
·
Bus, untuk kota batam Bus itu sendiri memiliki beberapa jenis,
diantaranya: Damri dan bus kota (Busway). Di Kota Tanjungpinang, Bus
digunakan oleh masyarakat untuk menuju Tanjunguban (Kec. Bintan Utara -
Kab.Bintan). Selain itu juga terdapat bus khusus anak sekolah.
·
Becak motor, Di kawasan pesisir (hinterland)seperti kawasan Kec.
Belakang Padang dan Pulau Penyengat terdapat sebuah transportasi
darat yang cukup unik, yakni Becak Motor.
·
Ojek.
Transportasi udara
Provinsi
ini memiliki 5 bandara udara, yakni:
·
Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), Bandara Raja Haji
Fisabilillah (Tanjungpinang) dan Bandara Ranai di Natuna, Bandara Dabo di
Dabo Singkep (Lingga) dan Bandara Matak di Matak (Kepulauan Anambas).
·
Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) merupakan sebuah
kebanggaan bagi Provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan
terpanjang di Asia Tenggara.
·
Dalam waktu dekat, sebuah bandara baru akan dibangun di provinsi
ini yang terletak di Kabupaten Bintan Utara. Bandara baru ini
dinamakan Bandara Busung yang konon dikabarkan akan menempati luas
area sampai 170 hektar.
Perekonomian
Laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2005 adalah sebesar
6,57%. Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan
total PDRB) pada tahun 2005 antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi
(8,51%), sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan (6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel
dan restoran (6,69%).
PDRB
Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005)
cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga
Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp. 22,808 juta dan pada tahun 2005 meningkat
sehingga menjadi sebesar Rp.29,348 juta. Namun secara riil (tanpa
memperhitungkan inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya
sebesar Rp.20,397 juta dan pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp. 22,418
juta.
Suku bangsa
Suku
bangsa yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau
adalah Melayu, Bugis, Jawa, Arab, Tionghoa, Padang, Batak, Sunda dan Flores.
BahasaBahasa yang dipakai
adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang
menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa
Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada
dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Pada
Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa
internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau
sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa
Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor,
akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat
kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan
Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor dan
bahasa Melayu zaman Riau terkenal denganbahasa Melayu Riau.
Pada
zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa
Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:
1.
Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan
Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar
keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah
lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
2.
Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali
Haji dan kawan-kawannya, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
3.
Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku
sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari
yang baru.
Seni dan budaya
Musik
Musik
Melayu Kepulauan Riau dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau
mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik
Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong,
Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang
dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga,
Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah,
Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual
kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak,
Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong,
Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara, Musik
Agogo dan lainnya.
Tarian
Tari
melayu di Kepulauan Riau yang berkembang di kabupaten dan kota antara
lain : Tari Zapin, Tari Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang,
Tari Makyong, Tari Mendu, Tari Inai, Tari Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari
Lang-Lang Buana, Tari Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria, Tari Zikir Barat, Tari
Rokana, Tari Joget lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari Dendang
Dangkong, Tari Sirih Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku
Puteri, Tari Mustika Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak
Pengasih, Tari Ikan Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri,
Tari Betabik, Tari Lenggang Cecak, Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari
Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare, Tari Joget Makcik Normah di
pulau Panjang Batam.
Seni teater
Teater
Melayu yang berkembang di Provinsi Riau anatar lain: Teater Makyong di
Kabupaten Bintan tepatnya di Pulau Mantang, Pulau Panjang, Batam; Teater Mendu
di Kabupaten Ranai tepatnya di Kecamatan Sedanau dan Ranai; Teater Lang-lang
Buana di Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai dan Wayang Bangsawan di
Daik Lingga, Dabo Singkep, Pulau Penyengat.
Teater
dari daerah lain yang berada di Provinsi Kepulauan Riau antara lain seperti:
Randai, Ketoprak, Wayang Orang, Dul Muluk dan Manora. Semuanya dikembangkan
oleh masyarakat dan suku lain yang berada di provinsi Kepulauan Riau.
Pendidikan
Perguruan
tinggi yang ada:
1.
Politeknik Batam
2.
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang
3.
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Batam
4.
Universitas Internasional Batam
5.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Miftahul Ulum (Tanjungpinang)
6.
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji
(Tanjungpinang)
7.
Universitas Batam
8.
Universitas Putera Batam
9.
STMIK Putera Batam
10.
Universitas Riau Kepulauan (Batam)
11.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ibnu Sina (Batam)
12.
Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina (Batam)
13.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Ibnu Sina (Batam)
14.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan (Tanjungpinang)
15.
Sekolah tinggi Teknologi Indonesia (Tanjungpinang)
16.
Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang
17.
Akademi Keperawatan Griya Husada (Batam)
18.
Akademi Keperawatan Mitra Bunda Persada (Batam)
19.
Akademi Bahasa Asing Tanjungpinang
20.
Politeknik Kesehatan Tanjungpinang (Tanjungpinang)
21.
Akademi Keperawatan Angkatan Laut (Tanjungpinang)
22.
Sekolah Tinggi Katolik Bentara Persada (Batam)
23.
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - International Gurindam
Archipelago (Tanjungpinang)
Pers dan media massa
Tanjung Balai, kabupaten Karimun
1.
Televisi
·
Batam Televisi (BTV)
·
Semenanjung Televisi (STV)
·
Barelang TV
·
Tanjungpinang TV
2.
Koran Harian
·
Batam Pos
·
Tribun Batam
·
Harian Posmetro
·
Harian Haluan Kepri (dulu bernama Harian Sijori Mandiri)
·
Harian Tanjungpinang Pos (dulu bernama Batam News)
3.
Koran Mingguan/Dwi Mingguan/Bulanan
·
Koran Buruh
·
Swara Mahasiswa
4.
Majalah
·
Batamag
5.
Radio
·
RRI Prog1 (AM-FM) - Tanjungpinang
·
RRI Prog2 (FM) - Tanjungpinang
·
Club FM - Tanjungpinang
·
Bis FM - Tanjungpinang
·
Iguana FM - Tanjungpinang
·
Mercy FM - Tanjungpinang
·
Pandawa FM - Tanjungpinang
·
Batam FM - Batam
·
Zoo FM - Batam
·
Kei FM - Batam
·
Gress Radio - Batam
·
Erabaru FM - Batam
·
Sing FM - Batam
·
Seila FM - Batam
·
Discovery Minang FM - Batam
·
Hang FM - Batam
6.
Artist & Selebritis:
·
Vira Yuniar (Aktris)
·
Andrix Budiawan - Finalist top guest & Cover Boy
AnekaYess! 2006 (Aktor & Model)
·
Oki Setiana Dewi - Ketika Cinta Bertasbih Cast (Presenter,
Aktris & Model)
·
Arief Yusmita - Unggulan 2 Coverboy AnekaYess! 2009
(Presenter & Model)
·
Lucky Rachman - Finalist Model Idol Indonesia 2010 (Model)
·
Serly Ernawati - Finalist Puteri Indonesia 2009 (Model)
·
Gabriel - Idola Cilik RCTI (Penyanyi)
·
Alm. Andy Liany - eks. vokalis Slank era '80-an
(Penyanyi)